DIGITAL ASSESSMENT UNTUK GENERASI Z(Sebuah Kodrat Zaman)
A. Latar Belakang
Perbedaan generasi dalam lingkungan pendidikan menjadi salah subyek yang selalu muncul dalam perkembangan peserta didik, dan konsep perbedaan generasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian yang pertama tentang perkembangan nilai–nilai generasi dilakukan oleh Manheim pada tahun 1952, penelitian tersebut didasarkan pada tulisan–tulisan dalam bidang sosiologi tentang generasi pada kisaran tahun 1920 sampai dengan tahun 1930. Mannheim (1952) mengungkapkan bahwa generasi yang lebih muda tidak dapat bersosialisasi dengan sempurna karena adanya gap antara nilai–nilai ideal yang diajarkan oleh generasi yang lebih tua dengan realitas yang dihadapi oleh generasi muda tersebut, lebih lanjut dikatakan bahwa lokasi sosial memiliki efek yang besar terhadap terbentuknya kesadaran individu.
Menurut Manheim (1952) generasi adalah suatu konstruksi sosial dimana didalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama. Lebih lanjut Manheim (1952) menjelaskan bahwa individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama. Definisi tersebut secara spesifik juga dikembangkan oleh Ryder (1965) yang mengatakan bahwa generasi adalah agregat dari sekelompok individu yang mengalami peristiwa–peristiwa yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Secara garis besar pembagian generasi dibagi menjadi dua bagian utama yaitu Generasi era Perang dan Generasi Pasca Perang. Generasi Perang terdiri dari tiga generasi yaitu: Generasi Perang Klasik, Generasi Perang Dunia I, dan Generasi Perang Dunia II. Sedangkan Generasi Perang sampai dengan sekarang ini dibagi menjadi enam generasi yaitu: (1) Generasi era depresi, (2) Generasi Baby Boomer (3) Generasi X, (4) Generasi Y, (5) Generasi Z, dan (6) Generasi Alpha. Generasi Era Depresi adalah generasi yang didefenisikan sebagai orang-orang yang lahir sebelum dan setelah perang dunia I dan II, yang mengalami depresi atau stress akibat kondisi yang terjadi pada masa tersebut. Generasi Baby Boomer adalah generasi yang lahir pasca perang dunia II, dengan rentang tahun lahir 1946 - 1964.
Generasi X adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1965 sampai dengan 1980 masehi. Generasi Y adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1981 sampai dengan 1994 masehi. Generasi ini disebut juga dengan sebutan generasi milenial, yang sudah mengenal teknologi seperti komputer, video games, dan smartphone. Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y, generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Y. Generasi Alpha adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 2011 sampai dengan tahun 2024. Generasi yang lahir sesudah Generasi Z. (Wikipedia.org)
Pada bulan Desember 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan dalam sambutannya mengumumkan bahwa kualitas pendidikan negara sangat buruk yang juga berdampak pada rendahnya biaya sekolah, hasil belajar yang buruk, fasilitas yang tidak lengkap, dan masalah disiplin, oleh karena itu sistem sekolah perlu direvisi. Ia menginformasikan bahwa pendidikan negara berada dalam masa "darurat". Kualitas pendidikan Indonesia tidak banyak mengalami peningkatan meskipun dalam beberapa tahun terakhir Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan kebijakan pendidikan serta membuka peluang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar (Sekolah Dasar (kelas 1 sd 6). dan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Pertama (kelas 7 sampai 9) dan Sekolah Menengah Atas (kelas 10 sampai 12) dengan menyediakan pendidikan gratis untuk semua masyarakat.
Studi saat ini menemukan bahwa guru dan siswa masih skeptis untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang menggunakan teknologi informasi (Reffell & Whitworth, 2002). Pemanfaatan teknologi informasi bagi Guru dan Murid masih tergolong rendah. Apalagi model penilaian digital, sampai saat sekarang ini masih jarang dijumpai. Padahal ketika kita merujuk informasi di atas tentang pembagian generasi, saat sekarang ini pada anak usia SMP rata-rata adalah mereka yang masuk dalam Generasi Z.
Generasi Z disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
Oleh karena itu semestinya Guru yang mendidik Generasi Z harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan kepribadian mereka. Tidak bijaksana ketika justru Guru mengajak murid yang notabene adalah generasi yang terlahir dalam era teknologi modern dibawa ke era lama yang masih minim pemanfaatan teknologi. Termasuk di dalamnya adalah pada bidang penilaian atau assessment. Penilaian saat sekarang ini mestinya harus dirubah semuanya dalam model digital atau yang dikenal dengan Digital Assessment.
B. GENERASI INTERNET
Internet diperkenalkan sejak tahun 1960an, tetapi mulai masuk ke Indonesia secara terbatas sejak tahun 1990an. Sejak saat itu perkembangan internet di Indonesia maupun dunia mengalami perkembangan secara signifikan. Begitu juga teknologi jaringan selular untuk mendukung akses internet, awalnya dari 1G sekarang berkembang menjadi 4G, bahkan satu tahun terakhir ini sudah mulai diperkenalkan teknologi 5G.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJI) yang bekerjasama dengan Teknopreneur Indonesia pada tahun 2017 menyatakan bahwa pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat pesat. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 132,7 juta jiwa, kemudian di 2017 bertambah menjadi 143,26 juta jiwa atau lebih dari 50% penduduk Indonesia memiliki akses internet. Dari data tersebut juga disimpulkan bahwa paling banyak pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang merupakan Generasi Z. Generasi yang lahir dalam rentang waktu tahun 1995 sampai dengan 2010. Mereka inilah yang disebut generasi digital yaitu generasi yang lahir dimasa teknologi digital berkembang sangat pesat.
Lebih lanjut lagi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis layanan yang paling banyak diakses adalah aplikasi obrolan, media sosial, mesin pencari, lihat gambar atau foto, dan pengunduhan video. Untuk pemanfaatan bidang edukasi paling banyak dimanfaatkan untuk membaca artikel, melihat video tutorial, dan membagikan artikel atau video edukasi.
Kenapa Generasi Z menjadi yang paling banyak dalam menggunakan internet? Sebab sejak generasi ini lahir pada era perkembangan internet berkembang sangat pesat. Generasi ini lahir sudah mulai mengenal media sosial di dunia maya yang berkembang dalam berbagai bentuk. Belum lagi begitu banyak kemudahan yang tidak didapat pada era sebelumnya. Generasi Z begitu mudahnya menikmati musik atau film yang di era Generasi Y didapat sangat sulit dan jarang dijumpai. Sementara sekarang ini dengan adanya Youtube dan banyak platform serupa menawarkan banyak kemudahan yang memanjakan mereka setiap hari bahkan setiap detik. Maka layak Generasi ini menyandang nama Generasi Internet.
C. INTERNET UNTUK PENDIDIKAN
Perkembangan internet telah mengubah banyak sekali pola interaksi masyarakat. Internet memberi kontribusi terhadap masyarakat, perusahaan/industri, pemerintah dan termasuk dalam dunia pendidikan. Hadirnya internet telah menunjang efektivitas dan efisiensi lebih bagi para penggunanya pada semua bidang tersebut. Peranan utama internet selain sebagai sarana komunikasi, publikasi serta alat untuk mendapatkan informasi, saat sekarang ini di era Revolusi Industri 4.0 bertambah sebagai sarana big data dan juga artificial intellegent.
Dalam dunia pendidikan, internet menjadi media yang sangat ideal untuk kegiatan pembelajaran, apalagi pada masa pandemi COVID-19 sekarang ini. Saat sekarang ini hampir semua sekolah menggunakan model pembelajaran jarak jauh bahkan penilaian juga jarak jauh, yang artinya hanya internet yang bisa menghubungkan. Melalui internet, Guru dan Murid dan melakukan pembelajaran sinkrounus menggunakan aplikasi video conference seperti Google Meet, Zoom, Microsoft Teams atau masih banyak platform lain. Selain pembelajaran sinkrounus bisa juga model asinkrounus yaitu dengan memanfaatkan Kelas Maya yang banyak tersedia untuk berdiskusi, membagi materi, memberi dan mengerjakan tugas bahkan juga penilaian.
Pemanfaatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1996. Masih ditahun yang sama dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives. Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasifik. Sampai sekarang ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan swasta), lembaga riset nasional, serta instansi terkait yang telah bergabung.
Meskipun banyak pro dan kontra pada awal penggunaan internet untuk pembelajaran, namun saat sekarang ini di tengah pandemi COVID-19 hampir tidak ada yang bisa menolak. Internet seolah-olah menjadi kebutuhan primer yang setiap orang tidak bisa untuk menghindarinya. Banyak pula prediksi yang mengatakan bahwa dalam dunia pendidikan nantinya ada kombinasi (blended learning) meskipun pandemi sudah berakhir.
D. DIGITAL ASSESSMENT DALAM AKSI NYATA
Murid SMP Negeri 2 Purwokerto sudah dari 2012an dibolehkan untuk membawa smartphone. Saat itu memang masih menyandang gelar Sekolah RSBI sehingga kebanyakan Muridnya memiliki smartphone yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Oleh karena itu sudah seharusnya semua warga sekolah mampu memanfaatkan kondisi Murid yang hampir 80% memiliki smartphone.
Selama masa pandemi COVID-19 ini semua guru SMP Negeri 2 Purwokerto menggunakan akun belajar.id yang diberi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Semua guru dan murid menggunakan akun tersebut untuk bergabung di Google Classroom maupun Google Meet. Hampir semua tugas dan penilaian harian menggunakan Google Form sebagai sarana utama.
Begitu juga dalam pelaksanaan assessment lainya seperti Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester maupun Penilaian Akhir Tahun. Namun ada usulan dari beberapa rekan agar bisa membuat desain yang sedikit berbeda agar assessment tidak selalu menggunakan Google Classroom akan tetapi tetap menggunakan Google Form. Ini adalah komitmen dari SMP Negeri 2 Purwokerto agar anak-anak dapat belajar sesuai kodrat dan zaman mereka yaitu zaman digital.
Pada akhirnya dari hasil survei yang saya adakan tentang pelaksanaan PAT hampir 95% anak menggunakan Android sebagai sarananya. Sisanya menggunakan IOS dan Windows. Dari survei tersebut kemudian saya memutuskan untuk membuat aplikasi Android sebagai 'pintu' untuk mengikuti Penilaian Akhir Tahun.
Secara umum tampilan antar muka masih sederhana karena dibuat hanya dalam waktu kurang dari 2 pekan. Saya sendiri juga masih harus banyak belajar tentang ilmu desain interface. Alurnya secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Murid menginstall aplikasi "PAT DARING" yang dapat didownload melalui Play Store.
2. Membuka aplikasi di Android masing-masing kemudian memasukan username dan password yang dapat diminta kepada Wali Kelas masing-masing.
3. Halaman berikutnya adalah Murid memilih jenjang kelasnya masing-masing.
4. Halaman berikutnya Murid ketika sudah masuk waktunya mengisi rekam suhu yang sudah discan pada waktu datang.
5. Masih di halaman utama kemudian Murid mengisi Daftar Hadir dan menandatanginya melalui aplikasi Zoho Form.
6. Murid mengerjakan soal dengan memilih soal sesuai jadwal.
7. Setelah selesai Murid tinggal mengirim jawabanya.
8. Langkah selanjutnya Murid mengulang untuk Daftar Hadir mata pelajaran berikutnya dan mengerjakan mata pelajaran berikutnya.
9. Terakhir Murid mengisi suhu kepulangan.
Berikut tampilan dari Aplikasi PAT Daring:
Aplikasi di atas adalah aksi nyata dari Penulis yang berusaha agar penilaian yang dilakukan oleh Guru atau Sekolah selalu menyesuiakan dengan kondisi Murid. Murid sekarang adalah generasi Z, yaitu generasi yang lahir dalam era internet sehingga Guru harus pandai untuk menyesuaikan.
E. SIMPULAN
Kebanyakan guru yang aktif mengajar sekarang masuk dalam kategori Generasi Y. Generasi Y memang sebuah generasi yang luar biasa. Mereka yang ada di generasi ini menikmati teknologi manual maupun teknologi digital. Terlahir dalam lompatan generasi yang luar biasa tentu akan selalu mendorong agar terus bisa melakukan inovasi dalam segala bidang.
Tetapi ada juga Guru dari Generasi Y yang masih takut untuk mengimplementasikan teknologi digital dalam pembelajaran. Tidak bijaksana ketika kita dari Generasi Y mengajar Generasi Z terapi kita menarik mereka untuk masuk ke dalam alam generasi Y. Murid-murid semua harus selalu berjalan sesuai zamanya. Ketika mereka lahir dalam generasi internet maka kita harus mengajar mereka dalam dunia mereka, yaitu dunia yang terkait dengan internet.
Salah satu filosofi dasar pembelajaran Ki Hadjar Dewantara adalah Kodrat Zaman. Artinya adalah bahwa setiap anak lahir sesuai zamanya. Guru harus menuntun mereka agar mereka berada di zamanya bahkan mempersiapkan era baru yang lebih baik. Oleh karena itu wajib bagi guru untuk menuntun mereka sesuai dengan zamannya.
Assessment Digital adalah sebuah keniscayaan untuk Generasai Z. Generasi yang lahir di era internet.
#salampakwar
#GuruBergerakInonesiaMaju
Daftar Pustaka:
Mannheim, K. (1952). The Problem of Generations. Essays on the Sociology of Knowledge, 24(19), 276-322–24.
Ryder, N. B. (1965). The Cohort as a Concept in the Study of Social Change. American Sociological Review, 30(6), 843–861. https://doi.org/10.2307/2090964
Surya Putra, Yanuar. (2016). Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi. Among Makarti Vol.9 No.18.
Pustaka Online:
https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z
No comments:
Write komentar