Foto di atas saya ambil dari atas Jembatan Sungai Cisadane di kompleks BSD City Tangerang. Saya capture sekitar jam 5.45 pagi, masih terlihat sisa-sisa kabut di atas bantaran sungai. Airnya terlihat keruh, karena kemarin siang sampai malam hari hujan mengguyur kawasan hotel saya menginap. Dua hari ini saya mendapat tugas dari Direktorat SMP untuk menelaah Suplemen Literasi lintas mata pelajaran. Untuk mengurangi penat saya jalan pagi sendirian keliling di seputaran hotel.
Saya bangun jam 03.46 wib, agak kaget juga sudah hampir memasuki waktu Imsyak. Saya lupa tidak menyalakan alarm smartphone karena tadi malam dijanjikan dari pihak hotel bahwa semua pengunjung hotel yang menginap dan sedang berpuasa akan dibangunkan jam 3 pagi. Tapi sampai saya terbangun sepertinya saya tidak mendengar suara telepon ataupun pintu kamar diketok. Atau kami berdua yang tidak mendengar karena kecapaian dan baru bisa tidur setelah tengah malam. Takut waktu segera Imsyak, dengan segera saya dan rekan sekamar turun menuju Resto hotel.
Alhamdulillah masih ada rekan yang masih makan sahur. Sebenarnya kalau di endorse saya ceritakan detail jenis makanan dan rasa makanan yang disajikan untuk santap sahur 😋 hehehe.... siapa tau pihak hotel Grantage di BSD Tangerang baca tulisan ini.
Setelah santap sahur saya dan rekan balik lagi ke kamar. Saya terus ambil air wudhu dan sia-siap melaksanakan sholat Shubuh. Cuaca yang tadi malam hujan sepertinya pagi ini berubah cerah. Usai melaksanakan rangkaian ibadah sholat dan lain-lain ternyata rekan sekamar tidur. Mungkin masih kurang tidur semalam, dan saya sendiri memilih untuk jalan pagi. Ini semata-mata untuk menjaga agar badan tidak terus menerus bengkak.
Saya membuka smartphone untuk melihat peta jalan seputaran hotel. Takut nyasar ntar ngga bisa balik ke hotel. Setelah memilih rute yang memungkinkan untuk ditempuh sayapun mengatur smartwatch Huawei untuk merekam aktivitas jalan pagi. Karena langit lumayan cerah GPS smartwatch cepat terdeteksi, langsung saya jalan mengambil arah kiri pintu masuk hotel.
Jalan rayanya besar, tapi rimbunya pohon disepanjang jalan menciptakan suasana sedikit horor. Belum lagi ternyata disebelah kiri jalan ada Taman Makam Pahlawan, dan beberapa meter didepan sebelah kanan ada juga pemakaman warga.... ah... pagi-pagi udah horor aja...
Kehororan ini yang kemudian membuat saya teringat kisah waktu dulu tinggal di Kebayoran Baru - Jakarta. Dulu sekitar tahun 1994an saya pernah ikut tetangga desa yang jualan nasi goreng. Kami biasanya mulai buka lapak dari jam 4 sore. Dimulai dari mendirikan tenda biru kemudian menata kompor, gerobak dan meja kursi untuk pelanggan biasanya selesai dalam waktu setengah jam. Pangkalan nasi goreng kami cukup terkenal, jadi kadang setelah sholat Isya ada bahan baku yang sudah habis. Entah itu minyak atau kadang juga ayam potongnya habis.
Nah malam itu sekitar jam 19.30an persediaan ayam sudah habis. Malam itu banyak yang memesan ayam rica-rica. Nah sebagai junior akhirnya saya disuruh beli ayam potong di mini market yang berjarak kira-kira 800 meteran dari pangkalan. Tapi jalan menuju mini market itu melalui sebuah jalan yang tidak terlalu besar. Banyak pohon besar yang membuat suasana gelap dan horor. Kalau sama hantu si ngga takut lah ya... masa di Jakarta ada hantu gitu... hehehehe... Yang ditakutkan adalah saya dibegal atau semacamnya...
Nah ternyata bener kejadian. Setelah saya selesai membeli ayam potong, saya segera balik ke pangkalan. Ditengah jalan yang gelap antara mini market dan pangkalan itu saya dicegat. Karena keadaan gelap wajahnya tidak terlalu kelihatan. Tapi kalau dari postur saya bisa menduga kalau si pembegal ini usianya tidak jauh berbeda dengan saya. Berdiri ditengah jalan sambil membentak saya untuk menghentikan laju sepeda.
Beneran saya gemetar... inikah yang namanya cinta... eh.. inikah yang namanya dibegal? Saya berusaha memberanikan diri menghadapi si pembegal. "Ada apa mas?" suara saya parau menutupi rasa takut saya. "Kamu bawa apa itu di kantong kresek?" tanya si pembegal ke saya.
"Ini ayam potong, saya disuruh bos pangkalan nasi goreng depan itu mas..." saya masih berusaha menahan rasa takut. Saya berusaha waspada kalau-kalau si Pembegal ini membawa senjata tajam. Pikir-pikir kalau dia memaksa saya siap-siap untuk melawan. Ya gini-gini pernah belajar dua aliran silat. Waktu sekolah pernah belajar silat Ragajati, salah satu perguruan silat dari Banjarnegara. Pernah juga beberapa bulan belajar Ju Jit Su... tapi ngga lama...
"Mana uang kamu? sini kasihkan ke saya!" si pembegal mulai bernada keras.
"Saya ngga punya uang mas... ini tadi juga pas-pasan uang titipan dari Bos saya" saya masih berusaha menjelaskan. Memang bener si saya ngga punya uang... gimana mau punya uang... kerja juga baru sekitar 3 pekan.
"Jangan bohong kamu, awas kalau bohong..." si pembegal masih berusaha mengintimidasi saya.
"Buat apa saya bohong mas... udah awas minggir... saya ditunggu Bos saya..." saya dorong orang tersebut dan segera saya mengayuh sepeda BMX saya dengan kencang. Takut juga kalau Pembegalnya ngejar, dan untung aja dia ngga ngejar.
Peristiwa ini meskipun sudah sekitar 27 tahun yang lalu, tapi masih terekam dengan jelas di memory saya. Akhirnya sekarang saya kadang masih merasa merinding juga kalau jalan sendiri ditempat yang sepi. Takut pengalaman buruk itu terulang kembali.
April 2021
The Grantage Hotel & Sky Lounge Tangerang
No comments:
Write komentar